Umat Islam di berbagai belahan dunia saat ini tengah menghadapi problem-atika dan tantangan-tantangan yang amat serius. Umat Islam seolah sedang menjadi bulan-bulanan media massa dan propaganda Barat, tak terkecuali umat Islam Indonesia. Tuduhan dan stereotipe Barat dengan media massanya yang tendensius atas Islam dan umatnya belum dan mungkin tidak akan pernah berhenti. Kaum teroris, kaum fundamentalis, gerombolan barbar dan stereotipe lain atas umat Islam selalu mereka tuduhkan. Bahkan ajaran Islam sering dituduh sebagai anti demokrasi, anti-hak asasi manusia, anti kemajuan, kolot, tradisonal dan tuduhan-tuduhan lain yang tidak berdasar.
Dengan kata lain, Islam dan umatnya saat ini sedang dizalimi secara sistematis oleh berbagai kekuatan dunia, mulai dari kekuatan militer, kekuatan ekonomi, kekuatan media massa, serta kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi global. Secara sangat sistematis, kekuatan-kekuatan global tersebut mampu menggiring dan membentuk gambaran, image atau citra serba negatif atas Islam dan umatnya.
Menghadapi kondisi dan situasi yang sangat tidak menguntungkan itu, kita sebagai muslim harus merasa terpanggil untuk maju dan menunjukkan komitmen kita pada ajaran kita sendiri serta pada sesama umat Islam. Tanpa komitmen yang sungguh-sungguh untuk menghadapi berbagai tantangan dan problematika umat tersebut di atas, maka umat Islam akan sulit keluar dari kondisi dan situasi seperti saat ini.
Lalu, komitmen seperti apa yang diharapkan dari umat Islam, sehingga Islam dan umatnya tidak dipandang serba negatif oleh umat-umat yang lain?
Setidaknya ada dua hal yang barangkali relevan untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut di atas. Pertama, kita perlu meningkatkan komitmen kita untuk menolong “agama” Allah SWT ini. Kedua, meningkatkan komitmen untuk menolong dan melindungi saudara-saudara kita sesama muslim.
A. Menolong “Agama” Allah
Komitmen untuk menolong “agama” Allah, barangkali lebih tepat disebut sebagai komitmen untuk meninggikan kalimah-kalimah Allah (لاعلاء كلمات الله). Hanya dengan memiliki komitmen untuk meninggikan agama “Allah” inilah, maka Allah SWT akan menolong dan membantu kita.
Firman Allah SWT:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ (محمد:7)
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS. Muhammad:7)
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيز ٌ(الحج:40)
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS. Al-Hajj:40).
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh umat Islam dalam menolong “agama” Allah, di antaranya:
1. Mempelajari secara sungguh-sungguh firman Allah SWT serta Sunnah Rasulullah saw.
2. Melaksanakan dan mengamalkan segala perintah Allah, serta menjauhi segala cegahan dan larangan-Nya.
3. Menyiarkan dan mendakwahkan segala kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya kepada segenap umat manusia, sebagai realisasi dari amar ma’ruf nahy munkar.
4. Menyemarakkan kehidupan masyarakat, khususnya lingkungan kita dengan semarak iman, Islam dan ihsan.
5. Melakukan pembelaan terhadap segala penyimpangan atas ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Dengan melaksanakan komitmen-komitmen tersebut di atas, insya Allah, kita akan memperoleh pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT, sebagaimana dijanjikan di dalam firman-Nya di atas. Setelah kita memperoleh petolongan dan perlindungan-Nya, maka tiada sesuatu pun yang dapat menghina, mencemoohkan, menindas, bahkan mengalahkan kita sekali pun. Inilah janji Allah SWT kepada kita semua:
إِنْ يَنْصُرْكُمْ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلْ الْمُؤْمِنُونَ (ال عمران:160)
“Jika Allah menolong kamu, maka tiadalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kapada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal” (QS Ali Imran: 160).
Kalau sementara ini kita dihina, dicemooh, ditindas dan dijadikan bulan-bulanan oleh kekuatan global, dengan Barat sebagai motor penggeraknya; barangkali karena selama ini kita lalai terhadap ajaran dan kebenaran Allah dan Rasul-Nya.
Untuk itu, marilah kita berlomab-lomba untuk menolong “agama” Allah, sehingga kita memperoleh pertolongan dan perlindungan dari-Nya. Karena sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمْ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ (البقرة:214)
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat” (QS Al-Baqarah: 214).
B. Menolong Sesama
Adalah fakta bahwa saat ini umat Islam sedang mengalami banyak sekali masalah dan cobaan. Mereka yang juga saudara kita terhimpit oleh kebodohan, kemiskinan, ketertindasan, keterpurukan sosial, politik, dan ekonomi. Sebagian dari saudara kita sedang bergelut dengan kelaparan dan kekurangan obat-obatan akibat diembargo oleh PBB (baca: Amareika Serikat dan sekutunya), sebuah lembaga dunia yang konon bertujuan menyejahterakan umat manusia di dunia. Bahkan negara kita sendiri menghadapi ancaman embargo AS, karena terbunuhnya tiga staf UNHCR dalam suatu peristiwa kerusuhan. Tindakan AS yang mengancam kita untuk melakukan embargo hanya karena (tanpa mengecilkan arti) “tiga orang staf UNHCR” yang terbunuh amat sulit dimengerti oleh setiap orang yang berakal sehat. Bukankah, selama ini PBB, khususnya AS seolah menutup mata atas hilangnya ribuan mayat umat Islam yang terbunuh di Ambon, Maluku, Irak, Kosovo, serta di Palestina beberapa hari yang lalu?
Menghadapi berbagai ketidakadilan yang dialami umat Islam, kita perlu menunjukkan komitmen kedua kita, yaitu kesiapan kita untuk menolong sesama umat Islam. Sebab hanya dengan menolong sesama, kita akan memperoleh pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT, sebagaimana sabda Nabi saw:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ *
“Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang meringankan kesusahan orang mukmin dari kesusahan dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahannya dari kesusahan di hari kiamat. Barang siapa yang mempermudah atas orang yang susah, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)-nya di dunia dan akhirat. Dan Allah selalu melindungi hamba-Nya, selama hamba itu melindungi saudaranya”.
Rasulullah juga menyuruh kita untuk menolong orang yang dizalimi, sekaligus menolong orang yang berlaku zalim.
لَا بَأْسَ لِيَنْصُرِ الرَّجُلُ أَخَاهُ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا فَإِنْ كَانَ ظَالِمًا فَلْيَنْهَهُ فَإِنَّهُ لَهُ نُصْرَةٌ وَإِنْ كَانَ مَظْلُومًا فَلْيَنْصُرْهُ *
“Tiada halangan seseorang menolong saudaranya yang zalim atau yang dizalimi. Jika seseorang berbuat zalim, maka cegahlah ia, sebab itulah pertolongan yang dibutuhkannya. Dan jika seseorang dizalimi, maka bantulah ia”
Dalam riwayat yang lain juga disebutkan:
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِيَنْصُرِ الرَّجُلُ أَخَاهُ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا فَإِنْ كَانَ ظَالِمًا فَلْيَنْهَهُ فَإِنَّهُ لَهُ نُصْرَةٌ وَإِنْ كَانَ مَظْلُومًا فَلْيَنْصُرْهُ *
“Dari Abu Zubair dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Hendaklah seseorang menolong sudara yang zalim atau yang dizalimi. Jika seseorang berbuat zalim, maka cegahlah ia, sebab itulah pertolongan yang dibutuhkannya. Dan jika seseorang dizalimi, maka bantulah ia”
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نَصَرْتُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ أَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَكُفُّهُ عَنِ الظُّلْمِ فَذَاكَ نَصْرُكَ إِيَّاهُ
“Dari Anas r.a. Rasulullah saw bersabda: Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau yang dizalimi. Kami bertanya, wahai Rasulallah, kami (biasa) menolong orang yang dizalimi, bagaimana cara menolong orang yang zalim? Beliau menjawab, “hentikanlah ia dari perbuatannya yang zalim, maka seperti itulah pertolongan yang dibutuhkan olehnya”.
Mengapa demikian? Karena umat Islam tidak hanya dizalimi oleh orang-orang non-muslim, tetapi juga dizalimi oleh sesamanya yang juga muslim. Orang Islam yang selalu mengejar kepentingan dirinya sendiri, kepentingan politik dan kekuasaan, kepentingan ekonomi, kepentingan kelompok dan kepentingan-kepentingan lainnya; tidak jarang tega menindas dan menzalimi saudara-saudaranya seiman.
Tidak sedikit dari kita yang merasa tidak rela jika agamanya sendiri, umatnya sendiri dan sudara-saudara seimannya sendiri maju dan memiliki kekuatan di bidang politik dan ekonomi. Mereka tidak mau jika umat Islam melaksanakan hukum syari’atnya sendiri. Mereka tidak mau menjalin kerjasama sosial, politik dan ekonomi dengan sesama muslim. Mereka lebih senang mendekati dan menjalin kerjasama dengan “pihak lain”. Mereka itulah yang barangkali tepai dijuluki sebagai “penghalang” (hijab) kemajuan orang-orang Islam.
اَلاِسْلاَمُ مَحْجُوْبٌ بِالْمُسْلِمِيْنَ
Mudah-mudahan kita tidak termasuk ke dalam golongan mereka. Semoga!
Monday, July 2, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment